Wednesday, November 1, 2017

Keren! 10 Brand Terkenal Di Dunia Ini Ternyata Asli Dari Indonesia

Siapa bilang bangsa Indonesia tidak sanggup bersaing dengan bangsa lain? Banyak dari kita memiliki pemikiran bahwa negara ini berada di posisi belakang dalam urusan intelektual, teknologi, dan ekonomi. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Banyak kok pemuda-pemudi Indonesia yang berjasa membawa nama Indonesia ke kancah internasional untuk bidang apa pun, mulai dari Olimpiade Fisika, lomba robotik, bahkan politik sekalipun.
Hal ini membuktikan sesungguhnya Indonesia tidak kalah dari bangsa lain dan kita memiliki kemampuan untuk memperjuangkan nasib agar memiliki kehidupan yang setara dengan mereka.
Masih merasa bangga dengan bangsa lain? Mungkin beberapa dari kamu akan menjawab ‘iya’. Kenapa? Karena produk bangsa lain yang selalu kamu pakai untuk kebutuhan sehari-hari lebih baik daripada buatan dalam negeri? Yakin yang kamu pakai benar-benar buatan luar negeri dan sudah terjamin kualitasnya? Bisa jadi, beberapa barang yang kamu pakai sekarang ternyata adalah produk dari brand asli Indonesia yang sudah mendunia dan diakui kualitasnya.

Tidak percaya? Yuk kita lihat daftar beberapa brand asli Indonesia yang sering dikira brand luar negeri berikut ini.

#1 Polygon

 Yap! Merek sepeda ini ternyata asli dari Indonesia, lho! Polygon merupakan merek sepeda yang diproduksi di bawah naungan PT Insera Sena. Produksinya sendiri dilakukan di Buduran, Sidoarjo, sejak tahun 1989 dan masih berjalan hingga saat ini. Kualitas produk dan reputasi merek Polygon tak perlu diragukan lagi, sebab konsumen dari negeri tetangga seperti Singapura dan Malaysia hingga konsumen dari Eropa dan Amerika Serikat sudah membuktikan ketangguhannya.

Hal ini disebabkan karena tim desain dan produksi memang memiliki latar belakang pecinta olahraga sepeda yang membuat Polygon sanggup melahirkan berbagai jenis sepeda untuk kebutuhan tertentu. Konsumen bisa lebih leluasa dalam memilih sepeda yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Produksi sepeda Polygon sendiri sanggup mencapai 550.000 unit sepeda setiap tahunnya. Dan tahukah kamu, 70% dari produksi ini ditujukan untuk ekspor ke banyak negara, beberapa di antaranya adalah Australia, Spanyol, Jerman, Denmark, Yunani, Swedia, Rusia, bahkan Polandia? Masih mau melihat sebelah mata pada produk asli Indonesia?

#2 Lea

Coba lihat celana jins yang kamu punya di lemari. Apakah salah satunya bermerek Lea? Jika iya, sebetulnya kamu sudah menggunakan salah satu produk dari brand Indonesia yang sudah dikenal dunia akan kualitas dan reputasi merek yang baik.

Well, mungkin kamu akan mengira bahwa Lea Jeans merupakan produk dari Amerika karena logonya yang sepintas mirip dengan bendera negara adidaya tersebut. Lea pertama kali beroperasi di Tangerang, Banten, di bawah naungan PT Lea Sanent dengan produksi pertama mereka adalah t-shirt. Peralihan produksi utama dari produk t-shirt menjadi produk denim dimulai sekitar tahun 1978 dan 1979 hingga sampai saat ini. Segmentasi pasar yang ditargetkan merek Lea adalah usia 25 hingga 35 tahun dengan kemampuan produksi per bulan sanggup mencapai 1 juta pieces. Wow!

Tahukah kamu, di awal pemasarannya Lea memang dipromosikan sebagai produk asli Amerika Serikat? Hal ini dilakukan karena pada saat itu Lea berusaha menjadi pilihan belanja terutama bagi orang-orang Indonesia yang berbelanja di Singapura karena saat itu masyarakat masih sangat ‘Abroad Minded’.

#3 J.Co Donuts & Coffee

Hobi nongkrong di J.Co Donuts dan merasa bangga karena menikmati produk dari merek luar negeri? Semakin berbanggalah karena sebenarnya kamu sedang mendukung brand asli Indonesia. J.Co Donuts & Coffee merupakan perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh Johnny Andrean Group pada tahun 2005. Berawal dari kebiasaan sang pendiri yang kerap melakukan perjalanan ke negeri adidaya Amerika Serikat dan mencicipi berbagai jenis donat khas sana, menjadikan Johnny membuka usaha ini.

Bisnis gerai donat modern yang mengusung konsep open kitchen menjadikan J.CO Donuts & Coffee sebagai pelopornya dan hal ini berhasil menarik minat masyarakat untuk menjadi konsumen J.CO Donuts & Coffee. Memang secara merek, produk J.CO Donuts & Coffee merupakan brand asli Indonesia, akan tetapi secara bahan baku, Johnny memutuskan untuk mengimpor seluruh mesin pembuat donat dan sebagian besar bahan baku demi menjaga kualitas produk. Beberapa produk yang diimpor adalah cokelat (langsung diimpor dari Belgia) dan susu (dari Selandia Baru).

Kalau kamu bepergian ke luar negeri, jangan takut tidak bisa mendapatkan produk J.Co Donuts & Coffee ini karena di beberapa negara sudah terdapat gerainya seperti di Singapura, Malaysia, Filipina, hingga Tiongkok.  Di tiap negara ini pun J.Co Donuts & Coffee tidak hanya memiliki satu gerai saja. Sebagai contoh, di Malaysia sudah terdapat 11 gerai dan di Filipina kamu akan lebih mudah menemukan gerai J.Co Donuts & Coffee yang berjumlah 16 gerai di berbagai kota yang berbeda.

#4 California Fried Chicken

Namanya sih mencantumkan negeri Paman Sam, tapi brand California Fried Chicken atau CFC sesungguhnya merupakan brand asli Indonesia lho! Awalnya CFC didirikan dengan nama California Pioneer Chicken dan berubah di tahun 1988. Restoran ini dikelola oleh perusahan bernama PT Pioneerindo Gourmet Tbk dan perlu kamu ketahui kalau CFC tidak ada relasi bisnis sama sekali dengan pesaing yang namanya mirip.

Kualitas produk CFC yang baik dan setara dengan standar produk internasional menjadikan brand ini cepat dikenal masyarakat. Setidaknya, hingga saat ini CFC telah memiliki lebih dari 120 gerai dan kebutuhan produksinya tak kurang dari 40 ton daging ayam setiap minggunya. Jumlah ini tentu meningkat pada perayaan hari besar keagamaan dan tahun baru hingga 50 ton daging ayam per minggu.

#5 RADIX Guitar

Sepintas, namanya seolah mencerminkan produk ini merupakan hasil produksi brand luar Indonesia. Siapa sangka, RADIX Guitar ternyata produk dengan brand asli dari Indonesia? Gitar merek RADIX ini disurvei menjadi merek gitar yang paling banyak digunakan oleh musisi Indonesia. RADIX Guitar sendiri berproduksi di kawasan Tangerang, Banten.

Dimulai tahun 2003, Toein Bernadhie Radix, sang pencetus gitar RADIX ini, memulai usaha produksi gitarnya dengan merek Marlique dan bisa berkembang hingga produksi 200 gitar elektrik per bulan bersama dengan Ridho, rekan kerjanya. 5 tahun mengembangkan usaha bersama ternyata tak sanggup menyatukan perbedaan visi keduanya yang mengharuskan Toein dan Ridho berpisah. Namun, Toein tetap melanjutkan produksi gitar ini dengan namanya, Radix.

Gitar RADIX ini telah mendapat tempat di hati konsumen lokal maupun internasional. Dengan awal usaha promosi via situs web, Toein berhasil menggaet hati pelanggan internasional dengan dibukanya gerai RADIX Guitar di beberapa negara Eropa dan kini Toein berhasil menjalin kerja sama dengan distributor asal Belanda. Sekarang, RADIX Guitar diproduksi hingga 120 unit per bulan dan sekitar 50% produksi digunakan untuk impor di pasar Eropa.

Kesuksesannya sekarang tak membuatnya besar kepala, justru ia ingin menciptakan produk gitar akustik yang akan menjadi proyek kerja sama dengan beberapa pengrajin kecil di daerah Solo. Salut!


#6 Casablanca

Pengguna parfum Casablanca akan semakin berbangga ketika tahu bahwa merek parfum ini merupakan brand asli dari Indonesia. Parfum ini cukup terkenal di kalangan eksekutif muda dan banyak yang mengira kalau Casablanca merupakan produk dari Perancis. Meski di iklan kamu akan menemui banyak model bule yang menjadi pemeran penggunanya, ternyata parfum ini diproduksi di Muara Kapuk, Jakarta. Merek Casablanca merupakan merek yang dimiliki oleh PT Priskila Prima Makmur.

Selain parfum, Casablanca juga dikenal akan produk deodoran dan perawatan tubuh lainnya. Meski sekarang terkenal sebagai parfum eksekutif muda, siapa yang menyangka jika produk pertamanya justru ditargetkan untuk kalangan menegah ke bawah?

#7 Buccheri

Merek sepatu ini cukup fenomenal di Indonesia dan kerap disangka sebagai produk impor. Namun, Buccheri ternyata merupakan salah satu produk dengan brand Indonesia. Awalnya, Buccheri hanya dikenal sebagai merek dari sepatu yang dikenalkan pertama kali tahun 1980 dan produksi oleh PT Vigano Cipta Perdana.

Setelah berhasil memenangkan hati masyarakat dan konsumennya, Buccheri menempatkan diri sebagai brand sepatu dan sandal paling berharga di Indonesia. Produk dengan merek yang dimiliki oleh Ediansyah ini kini sudah memiliki lebih dari 50 showroom yang ada di berbagai kota besar maupun kecil di Indonesia.


#8 Terry Palmer

Kalau mendengar merek Terry Palmer, produk pertama yang kamu pikirkan mungkin handuk. Yap! Terry Palmer memang dikenal sebagai salah satu produsen handuk. Tapi tahukah kamu kalau Terry Palmer ternyata merupakan brand asli indonesia?

Handuk produksi PT Indah Jaya ini dikenal sebagai produk handuk yang paling higienis serta telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat internasional. Hal ini terbukti dari konsumen handuk Terry Palmer yang berasal dari Jepang, Australia, Amerika, hingga beberapa negara di Eropa yang menjadi negara tujuan ekspor. Perusahaan ini memiliki pabrik seluas 40 hektar yang berlokasi di Tangerang dan mempekerjakan karyawan hingga 5.000 orang. Pemiliknya, Wilson Pesik, adalah generasi ketiga dari pendiri perusahaan dan merupakan seorang pria cerdas lulusan jurusan Marketing and Entrepreneurship pada salah satu universitas ternama di Amerika Serikat.

#9 The Executive

Brand fashion satu ini mungkin akan disangka sebagai salah satu produk impor. Tetapi, The Executive sesungguhnya adalah produk dengan brand asli dari Indonesia. Terkenal akan kualitas produk yang baik, terbukti dari salah satu penghargaan yang pernah diraihnya yaitu ICSA (Indonesian Customer Satisfaction Award) pada tahun 2005 untuk kategori kemeja pria. Harganya yang relatif mudah dijangkau membuat brand yang awalnya bernama Executive 99 ini banyak diminati masyarakat Indonesia dan luar negeri bahkan The Executive tercatat memiliki cabang hingga di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. The Executive merupakan produk yang diproduksi oleh PT Delami Garment Industries. Beberapa merek di bawah naungan Delamibrands selain The Executive adalah WOOD, Jockey, et cetera, Wrangler, Colorbox, hingga Adidas.

#10 Edward Forrer

Namanya yang kebarat-baratan mungkin akan menempelkan label bahwa Edward Forrer merupakan brand dari luar negeri. Padahal, merek ini asli dari Indonesia dan menggunakan nama sang pemilik, Edward Forrer. Merek ini terkenal akan produk sepatu dan tas yang mulai dikenal sejak pertama kali beroperasi di Bandung pada tahun 1989. 50 gerai dimiliki oleh Edward Forrer dan beberapa di antaranya berada di Australia, Malaysia, hingga Hawaii. Produk Edward Forrer sendiri awalnya ditargetkan untuk menjadi produk kelas menengah ke bawah. Namun, berkat kualitas produk yang tidak membohongi konsumen berdasarkan harga menjadikan popularitas produk Edward Forrer lebih dikenal dan menjadi incaran konsumen kelas menengah ke atas.

Masih banyak lagi merek-merek asli Indonesia yang kamu kira adalah merek dari luar negeri. Kualitas produk dan komitmen produsen dalam memberikan produk dan desain terbaik yang menjadikan mereka mampu bersaing bahkan di pasar internasional. Hal ini tentu membuktikan bahwa sesungguhnya manusia Indonesia tidak kalah keren dengan bangsa lain. Jadi, masih cuma bangga sama produk impor dan brand luar negeri?

1 comments so far

Wuiiihh keren juga ya Indonesia punya brand yang mendunia gitu


EmoticonEmoticon